Summary Pelatihan dan Sertifikasi Terapi Pijat Shiatsu

Pada Senin-Jum'at, 17 Mei - 4 Juni 2010 di Klinik Shiatsu Wyna, Jl. Pajajaran – Bandung pernah diadakan Pelatihan dan Sertifikasi Terapi Pijat Shiatsu. Di Yogyakarta, terapi pijat Shiatsu juga banyak dilakukan oleh para penyandang tunanetra. Sebenarnya, acara pelatihan yang pernah ada tersebut dilakukana untuk memfasilitasi pengembangan diri dan potensi serta peningkatan kualitas dan kuantitas therapist pijat shiatsu bagi Tunanetra dan Low Vision, Care for Low Vision Syamsi Dhuha Foundation (SDF) dan Asosiasi Shiatsu Tunanetra Indonesia (Ashita) telah melaksanakan kegiatan Pelatihan dan Sertifikasi Terapi Pijat Shiatsu bagi Tunanetra dan Low Vision.

Peserta pendididkan dan pelatihan therapy pijat shiatsu adalah terapis shiatsu yang sedang bekerja di sejumlah klinik pijat shiatsu yang belum mendapatkan pendidikan dan pelatihan shiatsu secara khusus dan tunanetra serta low vision yang ingin belajar dan mengembangkan potensinya. Dua diantaranya adalah anggota SDF yang belum pernah belajar terapi pijat shiatsu tersebut yaitu sahabat Dudu (Bandung) dan sahabat Rani (Bogor).

Untuk peserta yang masih awam tentang shiatsu diberikan pelatihan selama seminggu sebelum pelatihan dan sertifikasi dimulai yaitu untuk sahabat Rani yang semula kondisi penglihatannya adalah low vision, kini sudah totally blind. SDF memberikan pendampingan berupa motivasi dan juga memfasilitasi pelatihan lain yang dibutuhkan dan diinginkan Rani, yaitu orientasi mobilitas, olah vokal dengan dibimbing oleh professional serta computer bagi tuna netra.

Usai pelatihan dan sertifikasi, sahabat Rani yang semula berprofesi sebagai guru TK, saat ini dapat berusaha mandiri pula dengan mempraktekkan terapi pijat shiatsu dan sudah memiliki beberapa pelanggan di kota tempat tinggalnya di Bogor. Demikian pula dengan sahabat Dudu yang pernah difasilitasi pula untuk mengikuti pelatihan SMASH (Super Memori Asmaul Husna) dengan dibantu peralatan yang dibutuhkan, saat ini sudah dapat berpraktek terapi pijat shiatsu di tempat tinggalnya sambil berusaha kecil-kecilan.

Metode pembelajaran terapi pijat shiatsu:
  • Proses pembelajaran dilakukan secara langsung dengan tatap muka yang difasilitasi oleh pengajar yang berkompeten,
  • Metode yang dikembangkan adalah ceramah, diskusi, peragaan dan praktek,
  • Evaluasi dilakukan secara langsung oleh pengajar yang berkompeten melalui test lisan dan tulisan.
Adapun tujuan diadakannya program ini:
  • Peningkatan kualitas pijat shiatsu bagi terapis agar lebih ahli dan profesional,
  • Pengembangan potensi terapi pijat shiatsu bagi terapis dalam mengatasi berbagai keluhan pasien,
  • Peningkatan rasa percaya bagi terapis shiatsu dengan bekal ilmu yang didapatnya.
Saat ini di SDF sudah tersedia pula 2 set buku panduan terapi pijat shiatsu dalam bentuk Braille, melengkapi koleksi perpustakaan SDF yang telah ada.

Hal semacam ini seharusnya banyak dilakukan oleh pemerintah guna memberdayakan dan memfasilitasi para penyandang tunanetra, sehingga mampu mandiri di tengah-tengah masyarakat global. Di komunitas Tunanetra Yogyakarta juga telah banyak yang membuka layanan pijat terapi Shiatsu, seperti yang dilakukan oleh Ngadiono, S. Pd. (08157995845).

0 komentar: